
Gaya hidup stoicism cocok bagi Anda yang ingin menikmati kehidupan lebih tenang. Filosofi tersebut telah ada sejak lama dan membantu banyak individu mencapai produktivitas lebih tinggi. Sebab, penganut stoicism mengatasi tantangan dengan tenang dan juga rasional.
Stoicism juga menekankan untuk fokus pada internal diri sendiri dan hal yang bisa Anda kontrol. Sedangkan, hal eksternal yang tidak bisa Anda kendalikan dan ubah patut untuk Anda terima. Untuk mengenal stoicism lebih jauh, simak artikel ini hingga akhir!
Apa Itu Gaya Hidup Stoicism?
Stoicism merupakan aliran filsafat dari Romawi Kuno yang berusia melebihi dua ribu tahun. Aliran ini menekankan tentang pengendalian diri, khususnya mengendalikan berbagai faktor yang bisa diubah.
Ajaran dalam stoicism fokus pada dua hal, yaitu mengubah yang dapat diubah (dimensi internal) serta menerima keadaan yang tidak dapat diubah (dimensi eksternal).
Penilaian orang terhadap Anda adalah contoh dimensi eksternal yang tidak bisa Anda kendalikan. Namun, Anda bisa mengontrol reaksi Anda atas penilaian tersebut dengan tidak menjadikan penilaian orang lain sebagai standar kebahagiaan hidup.
5 Cara Menerapkan Stoicism di Hidup Anda
Terdapat beberapa prinsip dalam stoicism yang mengarahkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan seutuhnya. Prinsip tersebut menjadi acuan ketika menerapkan stoicism. Berikut berbagai cara menerapkannya:
1. Menulis Jurnal (Journaling)
Journaling merupakan cara sederhana yang dapat Anda lakukan sebagai penganut stoicism. Kegiatan menulis jurnal ini menjadi kunci agar merasakan ketenangan hidup. Stoicism menyebut journaling sebagai diary.
Anda dapat menuangkan berbagai hal ketika journaling. Mulai dari apa yang Anda jalani setiap hari hingga keluh kesah yang sedang Anda miliki. Manfaat melakukan journaling secara rutin yakni melepaskan stres, meminimalkan gejala kondisi mental, hingga membantu tidur lebih berkualitas.
2. Dikotomi Kendali
Maksud dari dikotomi kendali adalah memisahkan apa yang berada pada kendali Anda sebagai manusia dan apa yang berada di luar kendali Anda. Stoicism mengajarkan untuk menghemat tenaga dan waktu dengan tidak memikirkan suatu hal yang berada di luar kuasa Anda.
Jauh lebih baik bila Anda memaksimalkan dan menginvestasikan tenaga dan waktu yang dimiliki untuk mengubah hal-hal yang ada dalam kendali Anda.
3. Mencintai Takdir (Amor Fati)
Menerapkan gaya hidup stoicism artinya Anda belajar menerima dan mencintai takdir apapun yang terjadi. Anda perlu memperlakukan setiap kejadian dalam hidup sebagai suatu hal yang dinikmati. Terlepas dari seberapa menyakitkan serta menantang kejadian tersebut.
Prinsip ‘amor fati’ ini membantu Anda menerima dengan ikhlas setiap momen dalam hidup Anda tanpa merasa jadi manusia paling malang dan menyedihkan di dunia.
4. Praktik Kemiskinan
Berikutnya, ada praktik kemiskinan yang mengharuskan Anda berlatih untuk menempatkan diri pada kondisi tidak nyaman yang Anda hindari. Penganut stoicism percaya kalau tidak ada sesuatu yang kekal dalam hidup ini.
Apa saja bisa terjadi dalam hidup Anda, baik itu kesehatan, kekayaan, hingga kekuasaan. Mempraktikkan kemiskinan bisa Anda mulai dari langkah kecil. Misalnya, makan dengan lauk seadanya terlepas dari kemampuan Anda membeli makanan yang mahal.
5. Melihat Menggunakan Kacamata yang Luas
Kerap kali manusia melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandang kacamata kuda. Padahal ada sudut pandang dari kacamata yang lebih luas. Contohnya, Anda hanya melihat seseorang dari kesuksesannya dalam berkarir.
Sedangkan, orang tersebut harus mengorbankan banyak hal untuk mencapai kesuksesan tersebut. Seperti waktu berkualitas dengan keluarga.
Melihat dengan kacamata yang luas membantu Anda mengubah sudut pandang jadi lebih komprehensif dan holistik.
Setelah mengenal stoicism, apa wawasan baru yang Anda dapatkan? Apakah Anda tertarik untuk menerapkan gaya hidup ini di kehidupan sehari-hari?